Syarat Membuat Logo Pada Produk dengan Metode Tipografi
Logo pada produk selalu ditambahkan dengan tipografi, harus diakui langkah ini selalu digunakan sebuah brand sebagai bagian dari identitas mereka. Selain itu, beberapa konsumen lebih mudah mengingatnya.
Salah satu contohnya bisa dilihat dari beberapa brand minuman yang sudah dijual dipasaran. Satu sama lain menggunakan teknik ini. Dari segi artistik tampak lebih menawan serta memberikan ciri khas.
Dengan begini, calon konsumen tidak akan tertukar bila ingin membeli minuman. Misalnya, brand soda pasti mengambil botol dengan tutup berwarna merah atau memilih tempat dengan warna terang.
Syarat Penggunaan Tipografi Logo Pada Produk
Syarat utama yang harus dipenuhi oleh para pengusaha dalam design logo menggunakan metode tipografi adalah tingkat keterbacaan atau legability. Sebuah tanda bisa terbaca akibat kemudahan mata dalam mengartikan lambang tersebut.
Alasan paling tepat mengapa produk minuman bersoda paling laris terjual adalah lambang yang digunakan langsung terekam dalam memori. Jadi, saat seseorang ingin membelinya mereka tidak akan bingung langsung ambil.
Logo pada produk minuman bersoda memang banyak ragam serta variasi. Tetapi, dari semua itu hanya satu yang mudah dibaca dan diterjamahkan oleh otak. Inilah syarat utama mengapa Anda harus memperhatikannya.
Harus diakui saat ini banyak creator mampu membuat sebuah huruf atau tulisan unik, indah dan menarik. Namun, mereka menghilangkan satu unsur penting yaitu keterbacaan atau legability.
Tidak heran bila produknya kurang begitu dikenal oleh calon konsumen. Walau mereka sudah membuat produk yang sama persis, tetap saja hasilnya sulit bersaing. Bahkan untuk tertinggal satu tangga saja mustahil.
Pada dasarnya terdapat banyak sekali jenis huruf serta bentuk. Bahkan, tingkat kreativitas para content saat ini cukup tinggi, hanya saja mereka harus paham aturan legability ini agar memikat hati konsumen.
Perhatikan Beberapa Langkah dalam Teknik Tipografi
Semakin berkembangnya pembuatan Logo pada produk menggunakan teknik tipografi membuat Anda harus memperhatikan beberapa langkah di bawah ini. Kami akan menjelaskannya agar mudah saat dibaca calon konsumen.
Perlu diperhatikan pemakaiannya harus memenuhi 3 komponen yaitu keunikan berdasarkan kerumitan, pola warna, sampai frekuensinya. Ketiganya ini harus saling berhubungan satu sama lain karena, berpengaruh terhadap sikap konsumen.
Jadi, kerumitan huruf atau desain, pola warna seperti apa, sampai bagaimana frekuensinya harus tepat. Untuk lebih jelasnya, mengenai tata aturan dan sebagainya coba perhatikan penjelasannya sebagai berikut.
1. Kerumitan Desain
Pembuatan logo pada produk pertama yang perlu diperhatikan adalah kerumitan desain baik itu berupa huruf atau lambang. Pada dasarnya setiap creator tidak mempunyai batasan kreativitasan, mau apa saja terserah.
Mau desain atau huruf yang sederhana saja misalkan memakai font times new roman, atau menggunakan teknik paling rumit. Semua kembali ke para creator asalkan bisa menjelaskan produk tersebut seperti apa.
Misalnya lagi membuatnya seperti huruf kaligrafi atau teks pada umumnya. Semua dikembalikan kepada para pengusaha mau seperti apa. Hanya saja ada satu poin penting yang tidak boleh dilanggar.
Logo pada produk harus bisa dipahami dan diingat oleh semua orang ketika pertama kali melihat. Maka dari itu, ada sebuah restoran fast food menggunakan huruf M sebagai sebuah simbol.
Ternyata hal itu cukup berhasil, ketika ada huruf tersebut para konsumen langsung mengarahkannya ke restoran tersebut. Contoh lainnya adalah minuman bersoda, mereka memakai huruf rumit, karena saling terkait.
Tetapi, mengapa semua orang tidak perlu dijelaskan lagi mengenai minuman itu? Inilah komponen kerumitan tetapi masih dapat dibaca oleh otak. Poin paling penting adalah bagaimana mengingatnya saja.
Setiap orang mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam membaca sebuah kerumitan huruf ini. Sayangnya, tidak semuanya mampu menerjemahkan sesuatu yang rumit dengan mudah. Inilah alasan mengapa produk itu kurang diminati.
Perlu diketahui bahwa, setiap orang ketika melihat sesuatu otak akan merespon. Ketika, mereka mampu menerjemahkan dengan baik maksud dan tujuannya maka, lambang itu akan tersimpan. Jika, kesulitan pasti akan lupa.
2. Penggunaan Warna
Pembuatan logo pada produk berikutnya adalah menggunakan pola warna. Perlu diketahui bahwa, corak ini sangat berpengaruh, jangan memakai yang terlalu mencolok atau kurang terang sehingga sulit untuk diingat.
Untuk masalah ini sebenarnya sedikit rumit karena, Anda harus mampu memadukan hal yaitu warna di belakang dan di depan. Semuanya harus tepat dan sesuai agar keterbacaannya semakin tinggi.
Membuat logo pada produk dengan memperhatikan warna seperti ini secara psikologi akan mempengaruhi pengguna untuk membeli atau tidak. Maka dari itu, Anda harus paham soal pemilihan corak tersebut.
Seperti penggunaan oranye, yang menurut pakar menimbulkan perasaan gembira, bahagia, dan semangat. Memakainya mampu memicu orang lain untuk mengambilnya, karena ada perasaan senang dan mengharukan muncul dari dalam hati.
Karena, perasaan emosi inilah calon pelanggan akan melirik dan membeli. Ada lagi merah, beberapa brand juga menggunakannya sebagai simbol, bahkan semuanya brand besar kelas dunia, ada apa dengan corak ini?
Logo pada produk dengan warna merah mencerminkan kegembiraan dan sebuah pesan, mengajak calon konsumen untuk membuka, membeli dan melakukan sesuatu. Ketertarikannya cukup kuat.
Ada banyak brand besar memakainya mulai dari perusahaan minuman sampai media. Semua memanfaatkannya dengan baik dan hasilnya bisa dilihat sampai sekarang. Di mana para pengunjung serta pelanggan selalu berdatangan.
Melihat kenyataan ini, Anda harus belajar lebih banyak lagi mengenai perpaduan atau penggunaan pola warna tersebut. Karena, pengaruhnya terhadap perilaku konsumen sangat tinggi, apakah mau mengambil atau tidak.
3. Frekuensi
Syarat pembuatan Logo pada produk menggunakan teknik tipografi adalah menyesuaikan frekuensi sering dilihat atau tidak oleh calon pelanggan. Misalnya, Anda menggunakan huruf yang sudah ada selama ini.
Mereka tidak perlu mencari atau berpikir apa maksud dan tujuannya. Tidak heran bila saat membuatnya menggunakan alfabet nasional sering digunakan dibandingkan dengan aksara bahasa daerah walaupun lebih banyak kreasinya.
Namun, calon konsumen harus mencari tahu dulu apa artinya. Hal itu yang membuat mereka malas sehingga, lupa dengan produk Anda. Pada dasarnya menggunakan huruf sansekerta atau adat sangat baik.
Tetapi, harus ada edukasi dan keunikan tinggi sehingga saat melihat mereka dapat ingat selalu. Hal ini juga mengantisipasi andai saja, barang tersebut dijual ke luar negeri. Persaingannya cukup ketat.
Apalagi saat melawan beberapa barang dari brand lokal. Mereka biasanya lebih suka dengan produksi lokal dibandingkan luar karena, masih ragu soal rasa. Hal seperti ini yang jadi alasan.
Mengapa memakai huruf biasa sangat disarankan, agar mereka mengetahui dan paham. Bahkan, saat orang luar negeri melihatnya langsung ingat. Salah satu contohnya adalah minuman soda yang skalanya sudah mendunia.
Mereka menggunakan jajaran huruf alfabet dengan perubahan desain, tetapi masih dapat terbaca dengan baik. Bahkan, tanpa perlu menyebutkan nama serta bertanya kepada para petugas, pelanggan langsung ambil sendiri.
Perlu diakui penggunaan tipografi memberikan daya tarik tersendiri bagi para pelanggan. Hanya saja, sebelum membuat logo pada produk tersebut Anda harus tahu terlebih dulu syarat utama dan beberapa poin pentingnya.