Melakukan Branding Produk pada Perusahaan dan 7 Kesalahannya

Free Download Logo Format PNG > Artikel > Melakukan Branding Produk pada Perusahaan dan 7 Kesalahannya
173

Branding produk pada perusahaan adalah salah satu usaha pemberian identitas terhadap sebuah produk yang akan mempengaruhi konsumen. Hal ini tentunya untuk memilih produk tersebut dibandingkan dengan produk pesaing lainnya.

Proses branding ini tidak sekadar untuk membesarkan merek produk saja. Akan tetapi, semuanya berhubungan dengan hal yang bisa didapatkan dari produk.

Kesalahan Ketika Melakukan Branding Produk Pada Perusahaan

Terdapat beberapa kesalahan yang seringkali terjadi saat sebuah bisnis melakukan branding produk. Berikut ini sudah ada beberapa kesalahan yang sering terjadi, agar kamu bisa menghindarinya.

1. Memilih Merek secara Sembarangan

Proses branding produk pada perusahaan sebenarnya bisa dimulai sejak pemilik bisnis menentukan merek untuk bisnisnya. Pemilik bisnis ini terkadang malah menganggap sepele proses ini dan cenderung melakukannya secara sembarangan.

Padahal ada banyak sekali yang harus lebih dipertimbangkan. Hal ini karena merek akan selalu ada di setiap produk, dokumen, maupun hal lain yang berkaitan dengan bisnis.

Alangkah baiknya, lakukan riset pasar terlebih dahulu untuk dapat mengetahui apa yang ada di dalam pikiran konsumen. Sebagai pertimbangan, kamu bisa langsung memilih nama merek yang lebih sederhana, lugas serta tidak terlalu spesifik.

Biasanya, nama yang sederhana dan lugas akan membuat calon konsumen jauh lebih mudah mengingat sebuah merek. Disarankan juga kamu lebih baik memilih nama yang tidak terlalu spesifik untuk berjaga-jaga bila dikemudian hari ingin mengembangkan bisnis lainnya.

2. Pemakaian Visual yang Terlalu Biasa

Selain nama merek, hal lain yang perlu sekali muncul di setiap bisnis dan akan terlihat jelas calon konsumen yaitu logo. Nama dan logo pada dasarnya akan menggambarkan serta mengomunikasikan produk yang dimiliki oleh pebisnis.

Merek yang kuat biasanya harus dibangun dengan menggunakan visual lebih menarik. Oleh sebab itu, untuk proses branding produk pada perusahaan, bisa usahakan untuk tidak menggunakan visual terlalu biasa.

3. Tidak Tahu Perihal Calon Konsumen

Hal penting lainnya yang tidak boleh kamu abaikan saat melakukan branding produk yaitu memahami seluruh calon konsumen yang dituju. Apabila dari awal tidak menentukan calon konsumen yang dituju, maka branding yang dilakukan tampak sia-sia.

Pemilik bisnis bisa saja akan menyebarkan iklan serta promosi secara cepat tanpa memandang latar belakang dari calon konsumen. Akan tetapi, hal ini justru dapat menyebabkan rasa bosan dan jenuh pada konsumen.

Jadi branding produk pada perusahaan apapun yang disuguhkan memang akan sering diabaikan. Oleh karena itu, telusuri dahulu informasi terkait calon pelanggan mulai dari data diri maupun kebiasaan sehari-hari.

Jadi semakin banyak informasi yang diperoleh maka akan semakin mudah untuk menyesuaikan program dari branding yang dilakukan sesuai kebutuhan calon konsumen. Meski prosesnya simpel, namun tetap dapat menyentuh orang yang tepat.

4. Pemakaian Media Sosial secara Tidak Tepat

Media sosial kini memang dikenal sebagai salah satu wadah inti untuk bisa melakukan branding produk pada perusahaan. Jadi tidak heran jika media sosial dapat digunakan oleh siapapun, kapanpun dan di manapun.

Saat ini memang hampir seluruh lapisan masyarakat sudah memiliki akun media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan lain sebagainya. Diketahui saat ini sudah ada total 268 juta penduduk Indonesia, bahkan lebih dari 150 juta orang yang telah menggunakan media sosial.

Di mana semua orang menghabiskan waktu rata-rata sekitar 3 jam 26 menit setiap harinya. Hal ini tentunya untuk bisa mengakses media sosial untuk tujuan apapun.

Namun, dengan adanya potensi media sosial yang besar ini, masih ada saja pebisnis yang malah tidak memanfaatkannya secara tepat. Pertama, malah pebisnis menggunakan terlalu banyak media sosial yang menyebabkan pemborosan waktu.

Pada dasarnya, sebuah akun bisnis tidak perlu berada di setiap platform media sosial. Jadi cukup fokuskan konten branding produk pada perusahaan di platform dengan basis konsumen yang lebih potensial.

Kedua, malah mengunggah konten yang terlalu berlebihan. Caranya dengan menyajikan konten secara rutin, hal ini sebuah keharusan, namun jangan terlalu berlebihan.

Apabila konten terlalu membanjiri timeline, maka konsumen akan merasa terganggu serta cepat bosan. Oleh karena itu, lakukan branding produk pada perusahaan bertahap serta tampilkan variasi.

Jadi akan ada hal-hal yang lebih segar untuk konsumen dapatkan setiap harinya. Ketiga, kurangnya komunikatif bahkan terlalu kaku. Oleh karena itu, ajak sesekali konsumen untuk bercengkerama, lalu meminta pendapat mereka, beri saran, atau bermain games menarik dan lain sebagainya.

5. Tidak Terlalu Memperhatikan Pesaing

Ada yang selalu menganggap bahwa pesaing berkaitan dengan hal negatif dan perlu dihindari. Padahal kenyataannya, dengan memperhatikan persaingan sangat baik untuk perkembangan bisnis.

Di dalam dunia bisnis, kamu harus lebih memperhatikan pesaing agar bisa memantau bagaimana kompetisi yang ada. Dari sanalah kamu bisa langsung menentukan upaya apa yang harus dilakukan agar jauh lebih unggul dari pesaing.

Akan tetapi, kamu tetap harus fokus pada bisnis sendiri. Jadi jangan terlalu memperhatikan pesaing, karena apabila terlalu fokus mencari cara untuk mengalahkan pesaing, maka bisa-bisa kamu menjadi pengikutnya.

6. Melupakan Branding Produk Offline

Bisnis saat ini memang cenderung melakukan branding produk secara online. Branding produk pada perusahaan secara online ini dianggap jauh lebih mudah dan efektif.

Hal ini tentunya karena dapat dilakukan di mana saja dan menghemat biaya. Akan tetapi, kamu tetap tidak boleh mengabaikan proses dari branding secara offline.

Apalagi nantinya calon konsumen yang dituju juga harus melihat secara langsung bagaimana produk serta layanan bekerja sebelum pada akhirnya memutuskan untuk memilih merek tersebut. Proses branding ini dapat dilakukan dengan menjalin hubungan baik pada pihak luar.

7. Tidak Mampu Menyeimbangkan Branding Produk dengan Kualitas

Sekeras apapun kamu usaha dengan melakukan branding produk pada perusahaan, jika tidak diimbangi dengan kualitas produk maupun layanan yang disediakan, maka konsumen tidak akan bertahan pada merek tersebut.

Banyak sekali konsumen yang tidak terpengaruh oleh janji yang telah diberikan dalam iklan. Hal ini karena menjanjikan suatu hal yang sangat besar dan mustahil justru bisa menutup mata pelanggan pada bisnis.

Pelanggan tentu saja akan jadi lebih memilih apa yang bermanfaat serta sesuai dengan kebutuhan. Dengan begini, usaha melakukan branding produk pada perusahaan akan sia-sia bila tidak diiringi dengan kualitas produk yang menjanjikan.

Setelah kamu mengetahui beberapa kesalahan yang seringkali terjadi dalam proses branding produk. Maka diharapkan pemilik bisnis bisa langsung mengantisipasi serta menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya.

Agar bisa menentukan strategi branding produk pada perusahaan yang tepat bagi bisnis, maka lakukanlah analisis terlebih dahulu. Kamu bisa melakukannya dengan melihat laporan bisnis, khususnya laporan keuangan bisnis.

Agar jauh lebih mudah dalam melakukan analisis, kamu dapat menggunakan software akuntansi. Jadi jika ingin memonitor laporan keuangan, maka bisa melakukannya dengan praktis.

Hal ini tentunya karena laporan keuangan telah disajikan secara otomatis. Branding produk pada perusahaan juga turut lancar dan bisa berkembang.

error: