Mengenal Kriteria dari Desain Logo Agar Branding Optimal

Free Download Logo Format PNG | Logo PNG | Logo Keren > Artikel > Mengenal Kriteria dari Desain Logo Agar Branding Optimal
282

Pada kesempatan ini kami akan membahas kriteria dari desain logo yang dapat optimal untuk branding. Memang pembuatan logo bukanlah hal sulit jika tujuannya memang sederhana misalnya sebagai simbol tertentu.

Namun ketika subliminal message yang harus dinyatakan itu banyak tentu akan semakin kompleks. Oleh karena itu kita harus mempelajarinya berdasarkan beberapa unsur penting di dalamnya.

Tujuannya adalah agar kamu mampu mengimplementasikan sendiri sehingga hasil pembuatan semakin optimal. Terutama untuk branding kita tidak bisa membuat desainnya secara sederhana.

Ketika itu dilakukan kemungkinan kurangnya representasi dari desain terhadap produk akan terjadi. Apabila kita tidak memahami beberapa kriteria penting tentu saja akan memberikan dampak buruk.

Untuk jangka panjang perubahan atau penggantian logo sebenarnya boleh saja ketika dirasa kurang cocok. Namun ketika terlalu sering mengganti akan memperlihatkan kurangnya integritas branding terkait.

Menurut Surianto Rustan ada dua kriteria mendasar dalam pembuatan sebuah logo. Unik dan dinamis adalah dua hal paling penting yang perlu ada sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan terutama branding.

1. Unik

Definisi dari unik secara harfiah adalah tidak ada tiruannya sehingga jumlahnya di dunia ini hanya ada satu. Namun perlu dipahami juga bahwa keunikan tidak hanya didapat menggunakan satu perbedaan.

Misalnya kamu mengganti hanya mengganti font pada sebuah label makanan. Itu tidak unik karena perbedaan antara desain lama dan karya barumu tidak terlalu signifikan.

Oleh karena itu kriteria dari desain logo unik memang harus anti mainstream dibandingkan lainnya. Namun objek di dunia ini ada batasnya sehingga membatasi kreativitas seseorang.

Tidak masalah juga ketika ternyata ada sedikit kemiripan misalnya corak atau pemilihan warna. Bagaimana lagi jumlah simbol di dunia ini sudah sangat banyak pemiliknya, unik adalah hal sulit unik sempurna hampir mustahil.

2. Dinamis

Maksud dari dinamis disini adalah logonya harus dapat mengakomodasi dinamika dari entitas tertentu. Sehingga sebuah simbol tidak membatasi ruang gerak mereka untuk melakukan pembaruan ke arah lebih baik.

Kriteria dari desain logo ini sebenarnya cukup vague artinya dimana batasan dari dinamika sebuah entitas. Sedangkan logo sendiri bentuknya tidak dinamis ketika sudah ditetapkan.

Daripada kamu berpikir seperti itu lebih baik implementasikan pandangan sederhana. Setidaknya sebuah simbol harus dapat menjadi representasi dari mana dan kemana entitas tersebut bergerak.

Jadi nantinya ketika sudah selesai tidak membatasi ruang gerak karena pemaknaannya memang luas. Ini perlu dijadikan sebagai salah satu landasan ideal ketika mendesain simbol untuk kebutuhan branding.

Pada segmen ini sebenarnya masih berhubungan dengan masalah dinamika dari pembahasan sebelumnya. Untuk menciptakan sebuah dinamika tentu kita perlu menyisipkan subliminal message.

Pesan tersebut dapat tercurahkan menggunakan arah dan gari dari setiap pembuatan simbol. Berikut ini adalah beberapa dasar pemahaman garis sehingga dapat dijadikan sebagai fundamental.

1. Vertikal

Garis vertikal dalam kriteria dari desain logo memiliki arti aktif, tujuan, dan sesuatu yang berkesan tinggi. Ini biasanya digunakan dalam korporasi yang memang memiliki target tinggi.

Garis vertikal juga dapat ditafsirkan sebagai kesempurnaan ketika kita pakai dalam simbol. Oleh karena itu jika punya tujuan yang kesannya seperti itu silahkan tambahkan unsur vertikal.

2. Horizontal

Garis horizontal memiliki makna pasif, stabil, bertahan, formal, dan sejenisnya. Ini identik digunakan oleh sebuah entitas yang menginginkan kestabilan dalam pencapaian akhirnya.

Penggunaan garis horizontal sendiri juga sering kita temui dalam berbagai lambang organisasi. Tentu pemaknaan seperti ini kembali lagi pada bagaimana seseorang mengidentifikasinya.

3. Diagonal

Garis diagonal memiliki arti bergerak dinamis, biasanya ditemui pada perusahaan kurir paket. Dimana menjadi sebuah kriteria dari desain logo yang sekarang sedang populer.

Sebagai catatan ketiga pemaknaan tersebut tidak harus dijadikan acuan hitam di atas putih. Itu adalah identifikasi berdasarkan pandangan dari Surianto Rustan selaku seorang ahli dalam bidang bahasa dan desain.

Bagaimana kamu ingin mengidentifikasi sesuatu tentu saja terserah karena ini konteksnya adalah rasa. Ketika kita sudah berkaitan dengan rasa maka semua pengetahuan eksakta boleh dikesampingkan.

Sekali lagi menurut Surianto Rustan bidang juga memiliki pemaknaan tertentu ketika digunakan. Berikut ini akan kami berikan pembahasan sehingga kamu dapat menjadikannya sebagai referensi membuat logo nanti.

1. Lingkaran

Disini lingkaran memiliki arti dinamis, tidak berawal atau juga berakhir, bisa dijadikan logo perusahaan. Tentu kita sangat sering melihat simbol yang ada unsur lingkarannya.

Baik sebagai outline atau diletakkan pada bagian dalam sebagai simbol tertentu. Dalam pemahaman kriteria dari desain logo lingkaran sendiri sering identik dengan sesuatu yang stabil.

2. Segi empat

Memiliki arti stabil, kokoh, rasional, dan berbagai penafsiran lainnya tergantung identifikasi. Bidang seperti ini juga sering kita temukan dalam sebuah organisasi yang ingin kokoh berdiri.

3. Segi tiga

Memiliki arti kemegahan, api, kekuatan dan berbagi penafsiran lainnya tergantung identifikasi. Segi tiga ini bisa kita temui dalam salah satu simbol bungkus tepung terigu paling laris di Indonesia.

Sebagai catatan jangan biarkan ide Rustan ini meracuni kamu dalam menuangkan kreativitas pembuatan logo. Ingat ketika kita sudah masuk dalam zona dimana penilaian berdasarkan rasa maka logika tidak berlaku lagi.

Selain itu definisi dari Rustan tadi juga hipokrit karena terlalu banyak perpotongan makna dari setiap aspeknya. Mengapa itu bisa terjadi karena pada dasarnya garis, bidang , atau bahkan titik itu tergantung pada persepsi.

Ketika kita ingin memahami kriteria dari desain logo tentu saja harus kembali lagi pada perspektif pemirsanya. Tidak boleh ada unsur doktrinasi yang mengatur bahwa barang A harus memiliki rasa A.

Justru pendapat Surianto Rustan tadi seharusnya banyak menerima bantahan dari para pakar seni. Apalagi sekarang peradaban manusia sudah berbeda jauh dibandingkan satu dekade lalu ketika dia mengeluarkan pendapat tersebut.

Bagaimana Kriteria dari Desain Logo yang Ideal

Dalam pembuatan logo terutama ketika tujuannya adalah untuk branding maka kita tidak dapat menggunakan pendapat Rustan tadi. Mengapa begitu karena perspektif masyarakat selaku pemirsa belum tentu sama dengan Rustan.

Bahkan sekarang pola pikir masyarakat semakin luas sehingga mereka kemungkinan tidak memandang menggunakan kacamata sama. Belum lagi dari berbagai faktor literasi yang mempengaruhi persepsi.

Oleh karena itu kriteria ideal dari sebuah simbol untuk branding adalah yang mudah dipahami oleh pemirsa. Tidak perlu terlalu banyak memberikan subliminal message yang hanya dapat diartikan ketika membaca literasi tertentu.

Sebagai catatan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia minim literasi sehingga persepsi Rustan tadi ketika diimplementasikan hasilnya ampas. Masyarakat justru bingung karena bentuknya akan menjadi absurd.

Kemungkinan besar orang dengan nalar sehat yang setuju dengan pendapat Rustan tadi hanya para pretensius saja. Coba perhatikan sendiri bagaimana logo dari brand ternama misalnya Indomie.

Apakah menggunakan persepsi seperti rustan tadi, tentu tidak, Indomie adalah contoh sederhana yang kompleks. Namanya mudah diingat, bentuknya juga berbeda dari lainnya, dan simpel sehingga masyarakat mudah mengerti.

Ketika persepsi dalam pembuatan logo harus menggunakan metodikal terlalu kaku seperti Rustan tadi kita tidak akan pernah punya logo Indomie. Gimmick atau pendekatan marketing sekarang sudah jauh lebih berkembang dibandingkan satu dekade lalu.

Perubahan tersebut adalah hal yang tidak disadari Rustan karena dia tidak mempelajari disiplin ilmu terkait psikologi. Jadi kriteria dari desain logo sesuaikan dengan bagaimana konsumen ingin merepresentasikan produk kamu.

error: