Psikologi Warna Logo Apakah Memang Krusial?

Free Download Logo Format PNG > Artikel > Psikologi Warna Logo Apakah Memang Krusial?
170

Banyak orang tidak tahu masalah psikologi warna logo sehingga kesulitan dalam mengimplementasikan. Jadi di sini kami akan membahas masalah psikologi warna secara detail sebagai fundamentalnya.

Di sini kami akan menjelaskan seperti apa definisinya, dampak, pemilihan, dan bagaimana pentingnya keseimbangan. Jadi menggunakan satu materi ini kamu bisa tahu bagaimana menerapkannya dalam bentuk nyata.

Apabila kamu mengetahui seperti apa dampaknya tentu dapat menerapkan secara optimal. Jadi dengan adanya materi seperti ini para pemula dapat membuat logo dengan kualitas jauh lebih bagus.

Kami tidak akan mengartikan satu demi satu masing-masing warna memiliki arti psikologi apa. Karena itu akan terlalu panjang dan membuang cukup banyak waktu ketika dijadikan sebagai fundamental.

Jadi di sini lebih berfokus membahas seperti apa dampaknya ketika diimplementasikan pada proses branding dan marketing. Itu adalah fundamental lebih penting yang harus kamu pelajari.

Pada dasarnya psikologi warna adalah sebuah dampak yang dapat terjadi setelah seseorang melihat sesuatu. Hal tersebut terjadi karena pada dasarnya manusia adalah makhluk visual sehingga representasi mereka tergantung penglihatan.

Jadi psikologi warna logo ini memang penting apabila kamu ingin melakukan branding maupun marketing. Dengan menggunakan kombinasi paling optimal manusia yang melihat akan lebih mudah tergiur.

Inilah alasan mengapa aspek subliminal itu sangat penting digunakan dalam setiap kegiatan branding. Bahkan ketika kamu berhasil mengimplementasikan secara optimal nantinya akan ada hasil tersendiri.

Sebagai sebuah contoh warna merah sekarang identik memicu rasa lapar bagi manusia. Ini adalah salah satu hasil dari subliminal message yang sudah bertahun-tahun diterapkan dalam pemikiran manusia.

Oleh karena itu psikologi warna logo tidak pernah berhenti pada satu acuan saja sehingga akan terus berubah seiring berjalannya waktu. Jadi kamu harus terus membuka wawasan agar nantinya bisa menyesuaikan kembali sesuai keadaan.

Apabila kamu teliti secara lebih mendalam metode pendekatan seperti ini sudah terbukti efektif. Bahkan banyak perusahaan besar di dunia sudah menganggapnya sebagai sebuah staple dalam kegiatan marketing.

Jadi penerapannya juga harus dilakukan secara kalkulatif agar dapat memberikan dampak signifikan. Sehingga di sini kamu harus mempelajari seperti apa fundamentalnya agar mampu membuat karya luar biasa.

Dampak Psikologi Warna Logo dalam Branding

Di sini kami akan menjelaskan secara spesifik terkait dampak psikologi warna dalam aktivitas branding. Ada tiga aspek penting yang dapat kamu jadikan sebagai acuan sebagai referensi dampak nyatanya.

1. Memberikan sugesti

Salah satu faktor terkuat dari dampak psikologi warna logo adalah adanya sugesti secara subliminal. Kembali lagi kamu menggunakan teori psikologis bahwa manusia adalah makhluk visual.

Sehingga mereka lebih mengandalkan intuisi dari pengetahuan visual dibandingkan lainnya. Seseorang akan lebih tertarik pada sesuatu yang mereka lihat baik secara langsung atau tidak.

Jadi sugesti tersebut akan masuk dalam bawah sadar secara subliminal sehingga mampu tertanam cukup dalam. Dampak seperti ini tentu saja akan sangat efektif dijadikan alat untuk menarik minat konsumen.

2. Menarik perhatian

Sebagai makhluk visual manusia memang sangat mudah dialihkan fokusnya menggunakan warna. Ketika membuat sebuah branding tentu kamu menginginkan atensi paling tinggi dari seorang manusia.

Oleh karena itu, pemilihan warnanya juga harus relevan terhadap produk hendak dipasarkan. Misalnya kamu hendak menjual produk makanan maka pemilihan warnanya yang paling tepat adalah merah.

Meskipun belum diteliti secara spesifik di Indonesia namun warna merah sudah identik memicu rasa lapar. Kamu bisa lihat dari berbagai produk makanan yang menggunakan merah sebagai pilihan warnanya.

3. Menarik rasa ingin tahu

Salah satu dampak lain dari psikologi warna logo adalah mampu menarik rasa ingin tahu dari seseorang. Benar mereka awalnya tidak tertarik namun kemudian akan muncul rasa ingin tahu.

Ketika hal tersebut sudah terpicu otomatis orang tersebut akan menggunakan produk dengan alasan penasaran. Ini tentu saja dapat menjadi sebuah pemicu bagus dari pembuatan logonya.

Jadi ketiga dampak tersebut memang sangat krusial apabila kamu lihat dari sudut pandang branding. Hasil seperti itu tentu saja tidak boleh kamu anggap sebelah mata sehingga perlu mempelajari lebih dalam.

Bagaimana Memilih Warna Logo yang Tepat

Ada beberapa pendapat umum yang sering dijadikan sebagai acuan dalam pemilihan warnanya. Di sini kami akan jelaskan beberapa sehingga dapat dijadikan acuan ketika hendak membuat simbol.

1. Relevansi dan korelasi

Antara psikologi warna logo dan juga entitas harus terdapat relevansi agar mampu menjadi sebuah citra. Misalnya kamu membuat sebuah bisnis tambang maka warna yang identik digunakan adalah hitam dan kuning.

Tidak hanya itu, dalam pembuatan secara keseluruhan juga harus mempertimbangkan seperti apa relevansinya. Misalnya kamu membuat perusahaan tambang namun logonya menggunakan corak pelangi.

Jelas itu tidak relevan dan harus kamu hindari apabila menginginkan hasil lebih optimal. Ini adalah sebuah acuan penting yang dapat kamu jadikan sebagai salah satu pertimbangan pembuatannya nanti.

2. Aspek psikologi

Setelah kamu menemukan kecocokan atau relevansi antara warnanya dengan bidang terkait gunakan juga acuan psikologi warna logo. Apakah memang warnanya nanti mampu mendorong citra dari logonya.

Ambil contoh sekali lagi perusahaan tambang dengan warna dominan kuning, ketika ditambah line bold hitam jelas akan semakin cocok. Tidak hanya cocok karena dari segi subliminal sendiri sudah memberikan arti tangguh.

Hal seperti itu apabila kamu pelajari secara menyeluruh tentu dapat memberikan dampak optimal. Sehingga adanya aspek subliminal harus dipertahankan agar tetap ada dalam membuat simbol.

3. Estetika

Aspek terakhir adalah estetika dan selera dari pemiliknya harus sejalan. Karena ketika bagus saja namun pemiliknya tidak suka jelas akan kontradiktif dan membuat krang optimal.

Jadi tetap harus dipertimbangkan agar dapat tercipta sebuah karya indah, filosofis, dan sesuai selera. Mendapatkan ketiganya tentu saja tidak mudah sehingga kamu harus banyak belajar terkait pembuatan logonya nanti.

Sengaja kami berikan segmen tersendiri terkait keseimbangan konten sebuah logo karena ini cukup krusial. Selain psikologi warna logo ternyata keseimbangan konten juga tidak boleh kamu pandang sebelah mata.

Bahkan persepsi dari pemirsa dapat berubah apabila keseimbangan warna digunakan tidak sama. Kamu di sini mengacu keseimbangan kontennya berdasarkan hukum fibonacci atau golden ratio.

Sehingga ketika nantinya dibuat sebagai sebuah karya mulai dari posisi, komposisi, sampai keseimbangannya bisa terjaga. Apabila kamu melihat beberapa logo perusahaan besar mereka pasti menerapkan hukum rasio emas.

Contohnya kamu ambil salah satu brand minuman bersoda yaitu pepsi, mereka menggunakan rules tersebut. Penggunaan rasio emas dapat berdampak pada estetika dari sebuah objek apabila dilihat oleh mata.

Bahkan ada beberapa teori menyatakan hampir semua benda di dunia ini yang memiliki keindahan selalu memiliki rasio emas. Oleh karena itu dalam pembuatannya selain memainkan psikologi warna logo kamu juga butuh rasio emas.

Dengan menggunakan acuan seperti itu tentu saja hasilnya nanti akan jauh lebih indah dan memiliki identitas. Paling penting logo memang harus mampu menjadi representasi dari entitas terkait.

Apabila logonya mampu merepresentasikan entitasnya tentu tugas utamanya sudah terpenuhi. Dalam hal branding tentu saja simbol harus mampu mendukung aktivitas marketing sehingga menarik perhatian konsumennya.

Semua materi tersebut adalah pengantar fundamental psikologi visual manusia yang perlu kamu pahami. Jadi teori psikologi warna logo ini memang ada dan jika diterapkan mampu memberikan dampak signifikan.

error: